Langsung ke konten utama

Postingan

32 hari lagi :)

Kurang 32 hari lagi menuju hari-H. He he he. Rasanya sampai hari itu ingin ku ungkap semua sehari-hariku apapun rasa bahagia yang terasa. Tapi, ku ingat lagi, semua postingan pasti ada muncul persepsi. Persepsi yang baik tentu saja yang ku harap, namun, tak menutup kemungkinan pasti ada juga yang kurang berkenan. Padahal, sudah tertanam di mindsetku sendiri, EGP sama pendapat orang, ini hidupku, aku yang jalani. Ternyata, masih malu-malu saja. Yah, akhirnya, blog tetap masih menjadi tempat teraman untukku menulis apapun. Walaupun, gak tersirat langsung setidaknya aku lebih lega disini, tanpa pengamat. Ah, semoga lancar sampai hari itu tiba. Semoga dimudahkan niat baikku dan dia. Setidaknya, sampai detik ini semesta punya cerita, Tuhan ridhoi kami...
Postingan terbaru

Menuju Sepasang

Baru sehari yang lalu Fiersa Besari posting video mengenai dia dan calon pengantinya, Aqia. Ya, mereka akan menikah. Rasanya hati ikut buncah, terharu dan ada rasa ikut bahagia. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja aku juga sadar, aku akan memulai fase baru kehidupan. Menjadi sepasang. He he he. Yah, walaupun orang tuanya belum resmi minta ke rumah, tapi entahlah dia yakin, dan tentu saja itu meyakinkanku. Tepat di bulan yang sama dengan pertemua pertama aku dan dia. Tuhan benar-benar hebat. Semoga semesta mendukung dan Tuhan memberikan ridho hingga hari tersebut.

MARET

Sudah lewat beberapa hari dari tanggal ulang tahunku, sudah masuk usia 27 tahun. Tahun ini, ulang tahunku sama sekali tidak aku publish di socmedku. Dulu, setidaknya ada acara traktiran ataupun sesuatu yang aku posting di beberapa akun socmedku. Tahun ini berbeda, padahal, tahun ini pada saat 9 Maret, posisiku sedang backpacker ke Jogjakarta dengan partnerku. Whatsapp masuk yang berisi ucapan dan doa mengalir dari keluarga dan teman dekatku saja, tidak ada dari grup kantor ataupun grup-grup lainya. Rasanya biasa, tidak ada rasa kecewa, mungkin ada peningkatan untuk rasa mawas diriku. Selebihnya, rasa syukur. Tahun ini, banyak hal yang seharunya menjadi hal yang harus disyukuri. Keberanianku memilih pasanganku yang sekarang, calon partner hidupku. Rencana pernikahan yang kami buat. Dan rencana-rencana lainnya. Banyak hal yang lebih berharga dibanding ucapan pengingat bahwa ternyata kita makin tua.. Semoga semseta mendukung semua doa baik dan rencana. Usia mungkin bisa menua, tapi jiwa

Sendiri

Penghujung tahun 2018. Entahlah, hatiku rasanya labil sekali. Menjadi lebih perasa dan peka terhadap yang mudah melukai. Kenapa, tidak ada yang menemani? Aku tak butuh kau ingatkan apalagi kau hujat kawan, cukup dengarkan! Aku ingin kau temani, Kasih.. Apakah aku yang terlalu peminta perhatian? Semua terasa begitu menyakiti permukaan hati Pedih.. Apakah rasa yang kau beri hanya sementara? Ataukah aku yang memang terlalu berlebihan?

Menikah?

Hoahhhhhhh.. Rasanya beberapa hari ini amburadul perasaanku.. Flashback sebentar, beberapa hari yang lalu. Mama menanyakan soal partnerku yang sekarang, yang baru beberapa minggu bersamaku. Ya emang sih kami memutuskan untuk berniat serius, tapi rasanya tetep aneh kalau ditanyain "Kamu siap?" sama mama. Sampe akhirnya malem minggu kemarin doi disuruh dateng ditanyain sama Bapak (Ayah sambungku). "Kalau emang serius, bilang sama orang tuamu, dateng kesini, semakin cepat semakin baik" Just like.. What?! Ya, aku ingin menikah, tapi rasanya tetap ahh, aku nggak bisa berkat apapun, antara bahagia, cemas, takut, banyak banget seliweran di otakku. Aku sudah menanyai doi beberapa kali soal niatnya, dia jawabnya ya cukup meyakinkan sih, namun tetep aja muncul kecemasan dalam pikiranku. Banyak hal penuh di otakku. Soal adikku, soal materi, soal keluarganya, soal masa depan.. Sebenenya, aku paham hal seperti ini g sepatutnya diragukan, semua sudah ada digaris Tuhan. Kun Fa Ya

Lelaki Baru

Akhirnya, aku memutuskan hubungan setelah 4 tahun menjalani hubungan dengan seorang pria. Hal yang sangat sulit aku jalani awalnya, setelah berbulan-bulan kami bersama. Setelah semua sudah aku pikirkan matang, melalui sharing dengan banyak orang. Ya, 4 tahun, perjuangan yang rasanya memang terasa sia-sia. Tapi, mau bagaimana lagi.. Perjuangannya rasanya timpang. Hal yang aku harapkan tak kunjung datang. Aku menuntutnya untuk bekerja (ya, dia memang belum bekerja) tapi tak ada perubahan. Soal agama juga kita tidak bisa satu paham, walaupun agama kita sama. Apa yg harus aku perjuangkan demi dia? Dan, akhirnya aku menemukan seseorang.. Yang sejauh ini "sama" denganku.. Pemikirannya, cara pandangnya, konsep ketuhananya.. Memang terlalu cepat jika aku mengatakan bahwa dia yang terbaik.. Kami juga masih saling mencoba mengenali.. Aku pun masih terlalu takut untuk memulai, walaupun rasa untuknya sudah tumbuh dan makin menguat.. Tapi, entahlah.. Rasanya aku bersy

Quarter Life Crisis?

aku sedang berada di fase yang aneh.. apa yg orang sebut sebagai quarter life crisis atau apapun namanya... rasanya hampa,, aku tak merasa bahagia atau merasa bahagia namun berasa sedih juga perubahan yang aneh, cenderung drastis terlebih ada masalah di keluargaku atau aku yang tak menyukai pekerjaanku, hanya menyukai gajiku aku yang hanya ingin bermain aku yang takut akan tanggung jawab atau apapun yang menurutku kenapa harus kau lakukan apakah ini salah? rasanya iya.. aku jenuh aku bosan aku sama sekali tidak merasa menikmati apakah mereka merasakan sama? aku punya seseorang yang boleh lah di sebut pacar tapi juga tidak berfungsi apa fungsinya? siklus bilang i love you yang tidak ada rasa lagi? aku punya teman yang tentu saja aku bisa sharing semua hal tapi, penguat kata saja dia juga punya masalahnya masing-masing dan tak pantas jika aku hanya mengeluh saja ke dia arghhh aku benar-benar jenuh bosan apa tujuan hidupku?